Free banner maker at BannerFans.com

Rabu, 10 Desember 2008

Kapan dan mengapa kita membeli emas?

Banyak yang bertanya ,kapan saat yang tepat untuk membeli emas?
obatnya adalah sebuah pertanyaan juga: untuk apa anda membeli emas?
investasi? sampai berapa lama emas ditahan lalu dijual?
untuk motif berjaga dari krisis keuangan? atau melindungi diri dari kemiskinan?
motif sangat berperan dalam pembelian emas.dan motif bentuknya sangat beragam,tergantung latar belakang orangnya: bisa karena kajian ilmiah ,bisa karena ajaran nenek moyang atau bisa juga sekedar ikut-ikutan.
saya lebih suka pendekatannya, adalah pengalaman manusia dalam berinteraksi dengan emas.
saat ini ,dunia lagi bingung dilanda krisis gara - gara uang kertas dan derifatifnya.
uang sebagai alat tukar menukar barang dan jasa,beralih fungsinya sebagai komoditas.baik komoditas spekulatif maupun komoditas berbasis bunga.
siapa yang pegang uang,dia mampu mendikte pasar.mampu menaik-turunkan harga.mampu menggiring orang bergeser dan berebutan sebuah atau lebih komoditas. karena memborong saham,pemilik uang bisa mengatrol harga saham.karena memborong kedelai,pemilik uang bisa menaikkan harga kedelai.karena memborong uang ,pemilik uang bisa menguatkan nilai tukar uang. dan kita ,yang mempunyai uang terbatas atau boleh dikatakan miskin uang ,dibuat menjadi bingung dan susah.harga barang naik,kebutuhan naik.biaya sekolah naik.makanan naik.bahnkan minuman harus beli.bahkan mau beli emas naik.
mengapa kita ikut bingung dan repot atas ulah mereka ,para bakul uang?
untuk memutus kebuntuan krisis keuangan adalah : emas.
kita memakai jurus nenek moyang: menabung emas.
emas,dalam sejarahnya ,selalu menjadi yang terdepan dalam krisis keuangan.dimanapun kapanpun.perang vietnam,perang dunia 1 dan 2 ,perang kemerdekaan,bahkan krisis moneter 1998,seluruh dunia menengok emas sebagai solusi membangkitkan ekonominya.
emas terlepas dari instrumen keuangan berupa bunga.tidak ada yang pinjam emas,bunganya emas.produk derifatif emas ya emas.bukan yang lain.

Dikutip dari : web "Pak Udi"

Tidak ada komentar: